Namaku Sekar, tinggi seratus enam puluh senti meter, berat enam puluh kilogram. Kulit kuning langsat, rambut? Tidak kelihatan pastinya, karena aku berhijab. Belum syar’i tapi terus belajar memperbaiki diri. Aku bekerja di sebuah instansi pemerintah, sebagai seorang Kabag.
“Bu, ini berkas yang harus ditanda-tangani!” ucap salah seorang anak buahku.
“Terima kasih, Emi. Oya sudah ada konfirmasi balik dari pihak Inspektorat?” tanyaku pada wanita berhijab bernama Emi.
“Sudah, Bu. Katanya besok pagi jam sembilan tim-nya datang,” paparnya tegas.
“Masih orang lama?”
“Sepertinya nambah personil, Bu. Ada orang pusatnya, tapi saya belum dapat info lagi.”
“Oke, saya tunggu info tentang orang pusatnya nanti sore! Paling lambat sebelum jam pulang, karena semua harus teratur waktu pemeriksaan!” titahku padanya. Wanita itu mengangguk dengan patuh.
Aku kembali berkutat dengan berkas-berkas persiapan audit. Cukup membuat kepala pusing dan melelahkan. Resiko pekerjaan.
“Aku harus tahu siapa orang pusat itu, untuk mengamankan audit. Jangan sampai kehadirannya membuat posisi tidak aman,” ucapku pada diri sendiri.
Kukorbankan waktu makan siang bersama suami hanya untuk mempersiapkan berkas yang akan di audit. Wajah Bang Harun tampak cemberut kala video call. Sebenarnya aku sudah memberitahu perihal audit ini dua hari lalu padanya.
[Kok audit mendadak gitu sih, Ma?]
[Loh, kan aku udah kasih tahu Papa dua hari lalu? Masa lupa?]
[Waktu cuti Papa kan tinggal berapa hari aja lagi, Ma] ucap belahan jiwaku sambil menunjukkan wajah memelas.
[Mama janji, kalo udah selesai audit. Mama susul Papa ke site, gimana? Ayo donk senyum! Kasih senyum yang bikin Mama jatuh cinta dulu,] Godaku dengan suara manja.
Berhasil.
Wajah tampan dan bersahaja itu menyunggingkan senyum. Usianya memasuki kepala empat tapi kegantengannya belum memudar. Itulah suamiku Harun. Setelah senyum mengembang sempurna pembicaraan kami berakhir. Belahan jiwaku bilang ingin jalan-jalan dengan buah hati kami yang berusia delapan tahun. Gadis manis itu bernama Arunika.
Lewat tengah hari, portir cantikku yang bernama Emi datang ke ruangan.
“Bagaimana, Em? Sudah dapat info?” tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari berkas-berkas yang ada di tangan.
Download Ebook Aku dan Auditor Ganteng - Sonia Arum Pdf
Untuk membaca novel yang berjudul "Aku dan Auditor Ganteng " karya Sonia Arum, silahkan download dalam bentuk ebook format file pdf melalui link di bawah ini.
Baca Novel Aku dan Auditor Ganteng karya Sonia Arum
Anda juga bisa membaca secara online maupun offline ebook yang berjudul Aku dan Auditor Ganteng yang ditulis oleh Sonia Arum. Jika ingin membaca, silahkan klik tombol download di atas.
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Novel Aku dan Auditor Ganteng ini sangat seru untuk dibaca. Untuk ebook menarik lainnya, silahkan kunjungi di sini.