Raudah duduk menatap jendela yang terus diterpa gerimis di balkon rumahnya. Tangan menggenggam cangkir teh, sementara pandangannya jauh ke luar. Ia sengaja membuka gorden, agar bisa menangkap kesejukan dari sana.
Saat menoleh, sebuah buku bersampul bunga-bunga masih bertengger manis di atas meja. Di buku itulah wanita cantik itu menorehkan apa yang hatinya rasa. Lantaran tak ada satu pun makhluk bernyawa yang mengerti keinginannya.
Dear Diary,
Bukannya tak ada pria yang menginginkanku untuk berdamping dalam biduk rumah tangga. Hanya saja aku tak mau, jika harus membuka aib masa lalu lagi pada pria.
Sejak seseorang menjauh … meremuk semua harapan indah yang pernah kugenggam, aku tak mau luka yang dulu, kudapat lagi dari pria yang sudah terlanjur kuletakkan harapan di pundaknya.
Di sepertiga malam, selalu kusebut nama pria yang dulu meninggalkanku itu. Jika saja boleh … aku ingin bersamanya meski bukan jadi yang pertama. Ah, kejam sekali pikiranku.
Biarlah Allah yang membalas keputusan ini. Tetap membiarkanku sendiri atau membawanya ke mari. Aku akan tetap bertahan dengan pilihan sekarang.
Dear Diary,
Saat berjalan di lorong rumah sakit … aku tak sengaja mendengar Ning Aishwa dan Ibu Liana bicara. Wanita yang selama ini Gus Ubaidillah nikahi adalah wanita sepertiku.
Namun, dia lebih beruntung ….
Gus Bed telah menikahinya, dan kini ada seorang bayi di antara mereka. Meski, banyak yang berkeyakinan bayi itu adalah anak sang pemerkosa. Ah, itu tak masalah … toh, Liana tak sengaja berbuat nista. Dia hanya korban.
Itulah kenapa aku menyesal telah jujur pada Gus Bed dulu. Harusnya aku tetap diam, dengan begitu kami akan menikah sekarang.
Sayangnya aku tak sekuat Liana dalam menggenggam dusta.
Semua telah terjadi. Aku atau pun Liana, tidak ada yang menginginkan keburukan menimpa kami. Jika aku terlanjur tak berjodoh dengan Gus Bed, kuharap mereka terus berbahagia.
Raudah menghela … tak semua yang diharap jadi kenyataan. Begitulah kehidupan. Tugas kita hanya berjalan lurus meski aral terjal menyandungnya.
______
“Bed, nikahilah Raudah. Dia sudah sangat lama menderita karenamu.” Aishwa bicara hati-hati.
“Menikahi Raudah?” Ubed seketika mendongak. “Aku membuatnya menderita?”
“Ya. Di saat luka itu masih juga belum sembuh, dia mendengarmu menikah dan kini wanita itu juga sama sepertinya. Keputusanmu menerima kembali Liana sekarang, akan membuatnya dan semua orang yang mengetahui kasus kalian dulu, berpikir bahwa jujur akan membawa kebinasaan. Nyatanya Liana yang berbohong lebih beruntung dan termaafkan dibandingkan Raudah yang memilih jujur.” Panjang lebar Aishwa bicara.
Untuk membaca novel yang berjudul "Noda #2" karya Wafa Farha, silahkan download dalam bentuk ebook format file pdf melalui link di bawah ini.
Anda juga bisa membaca secara online maupun offline ebook yang berjudul Noda #2 yang ditulis oleh Wafa Farha. Jika ingin membaca, silahkan klik tombol download di atas.
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Novel Noda #2 ini sangat seru untuk dibaca. Untuk ebook menarik lainnya, silahkan kunjungi di sini.