Suara ketukan palu terdengar nyaring. Sedikit menggetarkan dada dan seperti ada yang meremas hatiku. Namun air mataku enggan luruh. Mungkin bulir bening itu telah surut karena sudah acap kali tertumpah satu tahun terakhir.
Berbeda denganku, Mas Ferdi tampak beberapa kali mengelap sudut matanya yang basah dengan punggung tangan. Ketika aku menoleh, mata kami bertemu padang. Aku dapat melihatnya menatap lekat dan memasang rupa yang mengiba. Aku memilih membuang muka, enggan terhipnotis wajah memelasnya.
Cukup sudah. Aku lelah dan muak.
Hari ini hakim telah memutuskan. Sudah tidak ada lagi hubungan antara aku dan Mas Ferdi. Baik secara agama ataupun negara. Semua sudah diputuskan termasuk hak asuh anak dan harta gono-gini. Kami pun sama-sama menyetujuinya.
Walau agak terasa lemas, tetapi aku bangkit dari kursi persidangan dengan tegar. Bahkan masih mampu mengulas senyum pada kerabat yang menyaksikan putusan. Karena memang inilah kemauanku. Bercerai dari Mas Ferdi. Lelaki yang telah menjadi imam selama sepuluh tahun terakhir. Tak mau membuang waktu percuma, bergegas kutinggalkan pengadilan agama Yasmin Bogor ini.
“Ay!” Refleks aku menoleh. Mas Ferdi dengan tergesa menghampiri. “Ayo kita pulang bareng,” ajaknya..
Untuk membaca novel yang berjudul "Pasca Cerai" karya Yenika Koesrini, silahkan download dalam bentuk ebook format file pdf melalui link di bawah ini.
Anda juga bisa membaca secara online maupun offline ebook yang berjudul Pasca Cerai yang ditulis oleh Yenika Koesrini. Jika ingin membaca, silahkan klik tombol download di atas.
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Novel Pasca Cerai ini sangat seru untuk dibaca. Untuk ebook menarik lainnya, silahkan kunjungi di sini.